Notification

×

Iklan

Iklan

Luka Hati Megawati ke Jokowi Dinilai Lebih Sakit dari SBY,Pengamat: Sulit Dicarikan Obatnya

April 16, 2024 Last Updated 2024-04-16T01:31:52Z


Moment lebaran Idul Fitri 1445 H tampaknya tak begitu digunakan oleh elit PDIP maupun Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk saling menyambangi.


Terlebih tidak adanya agenda pertemuan dalam waktu dekat antara Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Jokowi.


Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno berpendapat pertemuan Jokowi dengan Megawati sulit terwujud.


"Titik kulminasinya adalah sikap politik yang berbeda antara Jokowi dan Megawati di Pilpres 2024,” katanya, Minggu (14/4/2024).


 "Pertemuan ini mungkin bagi Jokowi adalah suatu yang penting dalam suasana lebaran, tapi tanda-tanda alam sampai detik ini saya termasuk yang tidak yakin pertemuan ini bisa terealisasi," sambungnya, dilansir dari Tribunnews.com.


Menurut Adi Prayitno, luka hati Megawati kepada Jokowi ini lebih menyakitkan daripada Megawati dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


"Menurut saya luka hati elite PDIP sulit dicarikan obatnya entah sampai kapan, saya tidak bisa memprediksi, tapi kalau melihat apa yang terjadi pada SBY dengan Megawati, (dengan Jokowi) ini sepertinya lukanya jauh lebih menyakitkan."


"Saya menghitung 20 tahun lebih Megawati belum bisa bertemu dalam satu forum yang  sudah di-design dengan Pak SBY, yang saya kira persoalan politiknya tidak terlalu serius," urai Adi Prayitno.


Adi menilai ada luka mendalam yang ditinggalkan efek perbedaan politik di Pilpres 2024.


Sehingga, luka hati ini sangat sulit dihilangkan dan cukup membekas bagi Megawati.


"Bukan hanya kecil bagi saya ada gembok yang susah dibuka untuk melakukan pertemuan ini dan sangat kelihatan statemen elite PDIP mereka itu menutup pintu cukup rapat untuk tidak bertemu dengan Pak Jokowi," lanjut Adi Prayitno.


Apalagi, saat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut harus ada pertemuan dengan anak ranting PDIP dulu, sebelum bertemu dengan Megawati.


"Saya kira itu bentuk penolakan secara eksplisit yang disampaikan PDIP, karena memang kalau Megawati terbuka ketemu Jokowi, (tentu) syarat itu tidak ada."


"Bertemu pengurus ranting PDIP itu bukan perkara gampang, karena ngga semua orang bisa bertemu atau mengumpulkan ranting-ranting ini," tutur Adi Prayitno.


Adi menilai syarat ini terlalu mengada-ada.


"Ini syarat yang sangat mustahil diwujudkan, kan enggak mungkin presiden berkeliling atau mengumpukan mereka. Ini syarat yang mengada-ada," tambah Adi Prayitno.


Diketahui, hubungan Megawati dengan SBY seperti mengalami perang dingin selama hampir dua dekade.


Padahal, keduanya pernah sama-sama duduk dalam Kabinet Gotong Royong pada periode 2001-2004 silam.


Kala itu, Megawati yang diangkat sebagai Presiden ke-5 RI menunjuk SBY sebagai Menteri Koordinator (Menko) Bidang Politik dan Keamanan (Polkam).


Akan tetapi, setelah SBY menggantikan Megawati dari kursi presiden pada 2004, keduanya jarang bertemu.


Bahkan, publik menilai hubungan mereka mulai renggang. 


Soal hubungannya dengan Jokowi, kata Adi, pihaknya belum bisa menemukan jawaban.


"Ini dengan Pak Jokowi yang kebersamaanya 23 tahun tiba-tiba pisah di tengah jalan."


"(Mencairkan hubungan) Ini yang belum ada jawaban, dan agak rumit dirumuskan," ujar Adi Prayitno.


Senada dengan Adi Prayitno, Pengamat Politik Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, juga menilai, pertemuan Megawati dengan Jokowi bakal sulit terjadi dalam waktu dekat ini. 


Sebab, menurut Ray, Megawati dan jajaran keluarga PDIP sulit menerima kehadiran Jokowi pasca-Pemilu 2024.


"Kalau dengan Jokowi dalam waktu dekat atau lama, rasanya tidak akan ketemu dengan Megawati."


"Sangat sulit memahami apalagi mentolerir apa yang dilakukan Jokowi kepada Megawati dan keluarga besar PDIP, bahkan jika kita berada di sudut yang netral sekalipun," kata Ray, Sabtu (13/4/2024).


Ray juga meyakini, bahwa Megawati dan keluarga besar PDIP tidak akan mudah memaafkan, apalagi melupakan apa yang dilakukan Jokowi demi memuluskan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka dalam memenangkan Pilpres 2024.


Belum Ada Silaturahmi


Diketahui, Jokowi dan Megawati belum bertemu dalam momen Hari Raya Idul Fitri pada Rabu (10/4/2024).


Bahkan, di hari Jumat (12/4/2024), Presiden Jokowi belum terlihat bersilahturahmi Megawati.


Tentu, hal ini dinilai menunjukan kian merenggangnya hubungan antara kedua tokoh besar ini.


Pada hari pertama Idul Fitri, Jokowi terlihat menerima banyak tamu pejabat mulai dari Menteri Kabinet hingga Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.


Sementara, Megawati menghabiskan waktu di hari pertama Idul Fitri di kediamannya di Jalan Teuku Umar Menteng, Jakarta.