Notification

×

Iklan

Iklan

Danantara : Sebuah Inisiatif Pemerintahan Prabowo?

Agustus 11, 2025 Last Updated 2025-08-11T04:22:22Z


Danantara adalah singkatan dari Daya Anagata Nusantara. Dalam pidato peluncurannya, Presiden Prabowo Subianto menjelaskan makna filosofis dari nama tersebut:

 

Daya berarti kekuatan,

Anagata bermakna masa depan,

Nusantara adalah tanah air kita.


Dengan kata lain, Danantara diartikan sebagai “kekuatan masa depan Indonesia”. Sebuah entitas yang ditujukan untuk memperkuat fondasi ekonomi bangsa melalui pengelolaan investasi jangka panjang.


Danantara berfungsi sebagai Badan Pengelola Investasi (BPI), yang bertugas mengonsolidasikan aset-aset strategis milik negara agar dapat dikelola secara efisien dan memberikan imbal hasil yang optimal. Tujuannya yaitu  menciptakan pembiayaan alternatif untuk proyek-proyek nasional tanpa membebani APBN.


Peluncuran Danantara juga didukung oleh berbagai regulasi penting, yakni:

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 2025, sebagai perubahan atas UU BUMN sebelumnya,

2. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2025 tentang struktur dan tata kelola Danantara,

3. Keputusan Presiden No. 30/2025 tentang pengangkatan dewan pengawas dan pelaksana Danantara.


Danantara juga mengemban peran sebagai super holding BUMN, yakni lembaga induk yang mengelola berbagai perusahaan milik negara dari beragam sektor, mulai dari energi, keuangan, transportasi, telekomunikasi, hingga pertambangan.


Konsep ini diilhami oleh Temasek Holdings, lembaga investasi milik pemerintah Singapura yang telah sukses mengelola aset negara secara profesional sejak 1974.


Melalui struktur super holding ini, Danantara diharapkan dapat mengintegrasikan operasional BUMN, memperkuat tata kelola, serta mendorong efisiensi dan kinerja bisnis agar semakin kompetitif di tingkat global.


Tak hanya sebagai holding, Danantara juga difungsikan sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia. Yakni dana abadi negara yang dikelola untuk berbagai tujuan strategis jangka panjang. Beberapa fungsi utamanya meliputi:


  •  Mendanai pembangunan infrastruktur dan sosial-ekonomi,
  •  Menstabilkan ekonomi di masa krisis,
  •  Meningkatkan tabungan nasional untuk generasi mendatang,
  •  Mendiversifikasi sumber pemasukan negara,
  •  Memperoleh keuntungan dari investasi strategis dalam dan luar negeri.


Konsep SWF ini diketahui telah banyak diterapkan oleh negara-negara maju seperti Norwegia, Uni Emirat Arab (UEA), dan tentu saja, Singapura melalui Temasek dan GIC.


Menurut Anda, apakah Danantara akan benar-benar mampu membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan BUMN dan investasi nasional? Ataukah justru akan menghadapi tantangan besar dari dalam sistem itu sendiri?  [bersambung...]