Notification

×

Iklan

Iklan

Sosok Pierre WG Abraham Sopir Fortuner Arogan-Pelat TNI,Seorang Pengusaha Ikan,Kakaknya Jenderal

April 19, 2024 Last Updated 2024-04-19T08:09:44Z


Sopir mobil Toyota Fortuner yang arogan dan pakai pelat Mabes TNI ternyata bernama Pierre WG Abraham.


Sosok Pierre WG Abraham diketahui adalah seorang pengusaha restoran kuliner ikan dan juga memiliki seorang kakak yang pernah menjadi perwira tinggi (Pati) Korps Wanita TNI Angkatan Darat (Kowad).


Pierre WG Abraham lahir di Manado, pada tanggal 1 Agustus 1971.


Adapun kakaknya yang mantan 'jenderal' itu berinisial T.


Polda Metro Jaya telah menampilkan Pierre WG Abraham, pengemudi Fortuner berpelat TNI palsu yang arogan dan mengaku adik jenderal ke hadapan publik.


Pierre Abraham ditampilkan dengan mengenakan baju tahanan berwarna oranye.


Pierre WG Abraham sebelumnya terlibat cekcok dengan pengendara lain saat menggunakan pelat dinas palsu TNI di Jalan Tol Jakarta-Cikampek.


Pierre dihadirkan dalam konferensi pers yang digelar di Mapolda Metro Jaya, Kamis (18/4/2024) usai ditetapkan sebagai tersangka.


Pelaku yang sebelumnya bersikap arogan, kini berjalan dengan tertunduk sambil digiring oleh polisi.


Kedua tangannya diborgol dan sebagian wajahnya tertutup masker.


Tak ada kata yang terlontar dari mulut Pierre.


Ia hanya berdiri dengan kepala tertunduk di belakang pihak kepolisian dan TNI.


Sebagai informasi, Pierre ditangkap saat bersembunyi di rumah kakaknya yang berinisial C di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Selasa (16/4/2024).


"Yang bersangkutan tidak melakukan perlawanan (saat ditangkap). Cuman ada upaya seperti dia tidak kembali ke rumahnya. Dia ditangkapnya itu di tempat kakaknya," kata Kanit 2 Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Anggi Fauzi Hasibuan saat dikonfirmasi, Rabu (17/4/2024).


Ia menyampaikan, sejak video percekcokan PWGA dengan pengendara lain di Jalan Tol Jakarta-Cikampek viral, pelaku tak lagi kembali ke rumahnya di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.


Bersama sang istri, Pierre bersembunyi di kediaman kakaknya.


Menurut Anggi, mobil yang dikemudikan Pierre ketika peristiwa terjadi pun disembunyikan di rumah C.


"Setelah kami mengetahui keberadaan dia, kami datangi. Kami lakukan penyelidikan ada mobil yang ditutup kayak pakai terpal mobil," papar Anggi.


"Kami bukalah (terpal), mobilnya sudah diganti jadi pelat nomor biasa, tetapi warnanya warna hitam seperti yang ada di video," tambah dia.


Anggi menyebutkan, Pierre merupakan adik seorang pensiunan perwira tinggi TNI dari Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) TNI berinisial T.


Namun, pelaku bukanlah prajurit TNI.


"(Pelaku) tiga bersaudara, dia paling kecil. Dua kakaknya ada perempuan. Kakak nomor satu itulah kowad yang pensiunan, kowad berpangkat perwira tinggi," ujar dia.


Pelat dinas TNI yang digunakan Pierre sebelumnya terdaftar atas nama T.


Namun, pelat ini teregister hanya sampai tahun 2018.


"Lalu pada 2019 dilakukan pemutihan pelat nomor dinas itu," ucap Anggi.


Setelah pemutihan, pelat bernomor 84337-00 tersebut terdaftar atas nama Marsda TNI (Purn) Asep Adang Supriyadi pada 2020.


Atas perbuatannya, Pierre dijerat dengan Pasal 263 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pemalsuan Surat.


Disuruh kakak


Sebelumnya Polda Metro Jaya telah menangkap pengemudi Fortuner arogan berpelat dinas TNI berinisial PWGA.


Kasus pengemudi Fortuner Pierre alias PWGA ini sempat ramai di media sosial karena ia mengaku adik Jenderal usai menabrak mobil wartawan dan terlibat cekcok, di jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 57.


Dalam video yang beredar di media sosial, awalnya PWGA mengaku sebagai anggota TNI.


Namun, PWGA mengubah pernyataannya dan mengakui bahwa yang sebenarnya anggota TNI adalah kakaknya.


Setelah ramai di media sosial, pelat dinas TNI bernomor 84337-00 yang digunakan PWGA itu tercatat milik orang lain yakni Marsda TNI (Purn) Asep Adang Supriyadi.


Asep kemudian melaporkan PWGA ke Polda Metro Jaya terkait pemalsuan plat nomor, pada Minggu (14/4/2024).


Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Titus Yudho Ully, mengumumkan bahwa PWGA telah ditetapkan sebagai tersangka setelah penangkapannya pada Selasa (16/7) malam.


Menurut Titus PWGA langsung ditahan di Rutan Polda Metro Jaya.


"Sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan," katanya saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, Rabu (17/4/2024).


Titus menjelaskan PWGA dijerat dengan pasal 263 KUHP terkait pemalsuan dokumen yang dapat menyebabkan kerugian.


Dimana ancaman hukumannya maksimal 6 tahun penjara.


Menurut Titus setelah video PWGA cekcok dengan pengemudi lain viral di media sosial, pelaku langsung kabur ke rumah sang kakak bersama istrinya di kawasan Jakarta Timur.


"Jadi sejak kejadian itu, dia (pengemudi Fortuner) ke rumah kakaknya bersama istrinya," jelasnya.


PWGA menyimpan mobil Toyota Fortuner yang pakai dengan ditutup kain terpal.


Sementara pelat dinas TNI palsu yang digunakan sudah dibuang.


"Mobil ada di rumah tersebut ditutup terpal penutup mobil, pelatnya dibuang," ungkapnya.


Sosok kakak Pierre WG Abraham


Kanit 2 Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol Anggi Fauzi Hasibuan, menjelaskan bahwa pelat dinas TNI tersebut berasal dari kakak PWGA yang merupakan mantan anggota TNI dengan inisial T.


"Jadi dia memang bukan anggota TNI. Kakaknya itu pada saat masih aktif sampai dengan pensiun diberikan pelat nomor dinas itu. Sebenarnya yang menggunakan kakaknya itu," katanya saat dihubungi, Rabu (17/4/2024).


Meskipun begitu, Anggi menyampaikan bahwa pelat dinas dengan nomor 84337-00 yang digunakan oleh kakak PWGA telah kedaluwarsa sejak tahun 2018.


Usai kedaluwarsa, pelat nomor tersebut dialokasikan untuk kendaraan dinas operasional milik purnawirawan TNI Marsda TNI (Purn) Asep Adang Supriyadi, yang saat ini menjabat sebagai guru besar di Universitas Pertahanan.


Setelah dilakukan pemeriksaan, Anggi mengatakan pelat dinas tersebut memang sengaja digunakan oleh pelaku untuk menghindari aturan ganjil-genap yang berlaku pada periode mudik lebaran 2024.


"Pengakuan dari tersangka, dia dikasih oleh kakaknya. Kasih-pinjam, alasan dipinjamkan itu, kalau misalnya ada ganjil-genap, dia baru pakai gunakan," kata Anggi.


"Pada saat tanggal genap dia menggunakan plat nomor dinas tersebut tapi dengan syarat harus izin dulu ke kakaknya," sambungnya.


Untuk menutupi aksinya itu, PWGA langsung membuang pelat dinas TNI palsu, di wilayah Lembang, Bandung, Jawa Barat.


"Pelat TNI sudah dibuang di daerah Lembang dan sekarang masih dicari anggota di sekitar lokasi di Lembang. Anggota lagi mengarah ke sana," katanya.


Menurut Anggi berdasarkan pengakuan tersangka, PWGA melakukan tindakan tersebut setelah mengetahui bahwa video rekaman cekcoknya dengan wartawan di Tol Jakarta-Cikampek menjadi viral di media sosial.


Setelah mengetahui hal tersebut, pelaku yang sedang berlibur di sebuah hotel kemudian menghubungi kakaknya, yang merupakan purnawirawan TNI berinisial T.


Pelaku kemudian diarahkan kakaknya untuk segera membuang pelat dinas palsu yang digunakan.


"Dia mengaku dia sempat ribut terus ada yang memviralkan dia dan sekarang dia sudah viral di salah satu media sosial. Kemudian kakaknya dia ini mengarahkan, kamu pake ini (pelat) terjadi, kan, seperti itu, buang saja, pelat nomor," ucap Anggi.


"Atas dasar itu dia buang pelat nomor. Ini untuk sekarang si tersangka lagi ditelepon untuk menunjukkan di mana lokasi dia buang pelat nomor itu, untuk dijadikan barang bukti," ucap Anggi.


Viral di medsos


Diwartakan sebelumnya, seorang pengendara mobil Toyota Fortuner berpelat Mabes TNI meresahkan pengendara lain yang melintas di Tol Jakarta-Cikampek.


Bagaimana tidak, pengendara Fortuner itu marah-marah karena ditegur usai menabrak mobil pengendara lain yang sekaligus perekam video viral.


Aksi arogan pengendara Fortuner terekam dalam video singkat yang kemudian diunggah ke media sosial X (dulunya Twitter).


Tampak jelas pengendara Fortuner berpelat nomor Mabes TNI 84337-00 itu marah-marah sambil membuka jendela mobilnya.


Pengendara tersebut terlihat balik marah karena ditegur usai menabrak mobil milik perekam video.


"Lu yang tabrak duluan," kata pria berbaju hijau.


Kemudian terdengar perekam video minta diperlihatkan kartu anggota TNI.


"Ada nih, gw ikutan video juga," ujarnya.


Menurut akun @tantekostt, kejadian itu terjadi di KM 57 sebelum rest area.


"km 57 sblm rest area, plat mabes tni, mati lagi platnya, jalan dibahu jalan, potong ke kanan nabrak malah dia yg marah2 alesannya ikutin bis jadi ke kanan. Katanya anggota dan di tanya kartu anggotanya katanya sih ada yaa," tulisnya.


Kemudian pada video selanjutnya, terlihat pria itu sudah turun dari mobilnya.


Ia juga merekam pengendara mobil yang ia tabrak menggunakan kamera ponsel.


"Bapak dinesnya di mana?," tanya seseorang di dalam mobil.


"Mabes TNI, kakak saya jenderal, Sony Abraham," kata pengendara Fortuner itu.


Rupanya ia yang sebelumnya mengaku sebagai anggota TNI itu kini beralih jadi adik seorang jenderal.


"Lohh tadi katanya anggota, ditanya kartu anggota katanya ada trs mendadak kakanya yang jendral???


Jadi yang bener yang mana jendral???? Btw abis nabrak, dia ke dpn brenti mendadak trs mundur dengan sengaja nabrakin mobil gue “dengan sengaja” ya, karna dia bener2 brenti dan mundur," tulisnya lagi.


Kemudian pengendara itu terlihat meminta kartu tanda pengenal orang yang merekam video.


Seseorang di dalam mobil mengaku sebagai wartawan.


"Foto aja kartu wartawan saya, kepala biro ya," kata suara wanita di video.


Terlihat pengendara Fortuner itu memotret tanda pengenal pemilik mobil.


"Oh jurnalis," kata pengendara Fortuner tersebut.


Kemudian menurut akun itu, pengendara Fortuner tersebut juga menghilang setelah sebelumnya mengaku akan bertanggung jawab.


"Disimak dengan baik omongan vidio ini ya, dia tadi bilang jendral trs berubah jadi pengacara??? Jadi pengacara apa jendral?? Btw ada pernyataan dia mau bertanggung jawab dan gue pun sebaliknya tapi dia malah babablas potong kanan dengan gayanya dia dan menghilang tanpa jejak :)," tulisnya lagi.