PNBP 2025 menghadapi tantangan berat. Data Kementerian Keuangan mencatat realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak hingga semester I/2025 hanya Rp222,87 triliun atau 43,4% dari target APBN 2025 sebesar Rp513,6 triliun. Angka ini merosot 22,7% dibanding periode sama tahun lalu.
Pemerintah menyebut dua faktor utama penyebab penurunan ini: fluktuasi harga komoditas global dan alih setoran dividen BUMN ke Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sesuai amanat UU No.1/2025.
Migas Tekanan Harga, Target Lifting Tercapai
Pendapatan SDA migas hanya Rp47,2 triliun atau 39% dari target Rp121 triliun, turun 15% dibanding 2024. Penurunan ini disebabkan rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) hanya US$70 per barel hingga Mei 2025, lebih rendah dari US$82 pada 2024.
Meski demikian, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkap capaian positif: target lifting minyak per Juni 2025 berhasil tembus 608 ribu barel per hari, pertama kalinya sejak 2008 target lifting tercapai.
Nonmigas dan Royalti Batu Bara Turut Melemah
PNBP SDA nonmigas juga tertekan, turun 5,8% menjadi Rp55,5 triliun. Penurunan signifikan terjadi pada royalti batu bara akibat konsumsi domestik yang lesu dan penurunan produksi.
Dividen BUMN ke Danantara: Efek Ganda
Pendapatan dari Kekayaan Negara yang Dipisahkan (KND) — yang identik dengan dividen BUMN — mengalami kontraksi terdalam. Realisasi hanya Rp11,8 triliun atau 13,1% dari target Rp90 triliun, merosot 80,3% dari Rp60,1 triliun di 2024.
Penyebabnya adalah alih pengelolaan dividen BUMN ke Danantara. Transisi ini diharapkan memberi manfaat jangka panjang, namun pada tahap awal memicu penurunan signifikan di laporan penerimaan negara.
Langkah Strategis Amankan Target Penerimaan Negara
Ekonom CORE Yusuf Rendy Manilet menilai, pemerintah perlu memastikan kontribusi interim dari Danantara. Potensi dividen interim diperkirakan 20–40% dari total dividen tahunan atau setara Rp40–80 triliun jika modal Rp200 triliun terealisasi.
Selain itu, strategi percepatan lelang spektrum 1,4 GHz, optimalisasi royalti ESDM, lelang panas bumi, hingga pungutan karbon dapat menjadi penopang target penerimaan negara di sisa tahun 2025.
Ke depan, transparansi tata kelola Danantara sangat krusial agar pasar melihatnya sebagai masa transisi sehat, bukan ancaman fiskal. Dengan waktu enam bulan tersisa, pemerintah berpacu menjaga kinerja PNBP 2025 agar target tetap tercapai.[my]

