Notification

×

Iklan

Iklan

Jerit Warga Jakarta, Depok & Bekasi: Gali Sumur Kering, Airnya Kuning

Oktober 05, 2023 Last Updated 2023-10-06T09:38:52Z

Kemarau panjang masih menghantui warga DKI Jakarta dan sekitarnya. Warga mengeluhkan kekeringan dan kesulitan mendapatkan air bersih selama beberapa minggu terakhir.


Warga Depok, Jawa Barat, Fika mengaku kesulitan mendapatkan air bersih sejak awal September 2023. Mulanya, mesin air di rumah Fika hanya mengeluarkan sedikit air, lalu lama-kelamaan sama sekali tak ada air yang keluar dari mesin.


"Awalnya air di rumah keluar kecil banget tiap nyalain mesin air. Lama-lama enggak keluar sama sekali," kata Fika kepada CNNIndonesia.com, Senin (2/10).


Fika menjelaskan sumber air di rumahnya menggunakan air tanah. Ia berbagi sumur dengan sang nenek yang kediamannya bersebelahan dengannya.


Untuk mendapatkan air bersih dari sumur tersebut, ia harus menyalakan air pada pukul 02.00 WIB. Meski begitu, kapasitas air yang dihasilkan sangat kecil.


"Solusinya saat itu, aku harus nyalain air jam 2 malam saat aktivitas penggunaan air lebih sedikit. Nah, kalau jam 2 malam tuh airnya keluar lagi, meski kecil banget banget banget. Kalau nyalain sampai subuh pun paling cuma dapat satu kolam kecil," ucapnya.


Fika pun terpaksa harus mengangkut air bersih baik dari rumah saudaranya maupun dari sekolahan yang berada tak jauh dari rumahnya.


"Capek banget tiap hari ngangkutin air," keluhnya.


Sekitar satu minggu lalu, Fika menambah kedalaman sumber air sumur di rumah saudaranya. Namun, upaya itu tak membuahkan hasil.


"Jalan terakhir, mesin air rumahku yang sumbernya dari sumur, diturunin dikit ke bawah. Jadinya airku sekarang banyak. Tapi sekarang udah butek lagi karena air sumurnya terkuras terus, kebutuhan air banyak, tapi enggak hujan-hujan," ujar dia.


Dengan kondisi itu, Fika dan keluarga terpaksa menghemat air dengan mengurangi kapasitas air saat mandi. Kebiasaan mengepel lantai selama dua kali dalam satu hari pun harus dikesampingkan demi ketersediaan air di rumah.


"Aku mandi dikit banget pokoknya asal basah aja, asal enggak keringetan. Cara lainnya, aku numpang mandi ke rumah nenekku dan omku. Jadi air di rumah paling buat wudu atau pipis aja," tuturnya.


Warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Nabil mengatakan air tanah di rumahnya dalam kondisi kotor dan berkarat. Ia merogoh kocek hingga Rp10 juta untuk biaya mengebor sumur demi mendapatkan air bersih.


Namun, kata Nabil, upaya itu sia-sia. Air yang dihasilkan dari sumur tersebut tetap berkarat dan mengalir kecil.


"Ngebor ke bawah tanah sampai dapat air, tapi tetap aja airnya juga masih berkarat. Jadi kita pakai filter buat menyaring air agar tetap bersih. Airnya kecil enggak kenceng," kata Nabil.


Minimnya air bersih membuat Nabil harus rutin menampung air di dalam ember. Menurutnya, perlu waktu sekitar 10 menit untuk mendapatkan satu ember air.


"Susahnya harus ganti-gantian sama keluarga, yang harusnya kita bisa bareng-bareng pakai air beda kamar mandi, tapi harus gantian karena misalnya yang satu mandi, satunya juga mandi kadang di sebelahnya enggak dapat air. Enggak nyala. Jadi harus ganti-gantian. Backupnya ya ember yang sudah diisi air penuh itu," ucapnya.


Warga Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Gita juga mengalami krisis air bersih sejak awal September lalu. Ia mengatakan air di wilayahnya sempat tak mengalir selama satu pekan. Kondisi itu membuat Gita harus membeli air galonan untuk kebutuhan sehari-hari.


"Jadi mau enggak mau warganya harus beli air galonan untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya.


Gita kini harus menghemat air dengan cara mandi satu kali dalam sehari. Bahkan, Gita takut untuk mencuci baju lantaran minimnya ketersediaan air, sehingga ia memilih untuk laundry.


"Kalau untuk sekarang udah ngalir tapi kadang ngalirnya warna kuning. Kenceng tapi kuning. Enggak jernih. Harus diendapkan dulu sekitar beberapa jam itu seenggaknya bisa untuk cuci-cuci. Kalau untuk mandi takut juga karena gatal. Kalau mandi masih pake air beli sampai sekarang," terangnya.


Sementara itu, akun media sosial X @aprprmt mengatakan mesin pemanas air (water heater) milik tetangganya sampai terbakar karena menyala karena tak ada air yang dipanaskan.


"Ati-ati yang pake water heater. Tetanggaku air sumurnya kering + water heaternya nyala terus kali ya jadinya kebakar (karena enggak ada air yang dipanasin," tulisnya.[sb]