Jakarta – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) tengah menghadapi ancaman defisit pasokan gas. Kondisi ini dipicu penurunan alami produksi gas kontraktor kontrak kerja sama (KKKS), keterbatasan infrastruktur, serta tantangan harga.
Corporate Secretary PGN, Fajriyah Usman, menjelaskan bahwa penurunan produksi di sektor hulu berdampak langsung pada pasokan gas yang dikelola perusahaan. Apalagi, PGN sebagai anak usaha PT Pertamina (Persero) tidak memproduksi gas sendiri, sehingga sangat bergantung pada kinerja mitra di hulu.
“Kalau di hulu terjadi natural decline atau rencana operasional yang terganggu, otomatis pasokan gas kami ikut terpengaruh,” ujar Fajriyah dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Masalah pasokan semakin rumit ketika permintaan dari pelanggan meningkat. Hal ini memicu ketidakseimbangan antara supply dan demand. Ditambah lagi, jaringan pipa gas baru menghubungkan Sumatra dan Jawa, sementara potensi besar sumber daya gas justru banyak terdapat di wilayah timur Indonesia.
“Infrastruktur masih jadi tantangan. Saat ini kami masih berproses memperluas jaringan gas ke daerah lain,” jelasnya.
Strategi Mengatasi Kekurangan Pasokan
Untuk mengantisipasi keterbatasan infrastruktur, PGN mulai memperkenalkan liquefied natural gas (LNG) kepada pelanggan. PGN telah memiliki fasilitas Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di Lampung yang digunakan untuk regasifikasi LNG.
“Keterbatasan pasokan gas pipa membuat penggunaan LNG semakin meningkat. Optimalisasi fasilitas regasifikasi juga terus kami tingkatkan,” kata Fajriyah.
Namun, penggunaan LNG memiliki tantangan tersendiri. Harga LNG lebih tinggi dibanding gas pipa karena adanya biaya tambahan proses regasifikasi, yang sering dianggap memberatkan industri.
Kerja Sama dengan KKKS dan Pemerintah
Selain mengembangkan LNG, PGN aktif berkoordinasi dengan KKKS dan pemerintah untuk memperoleh pasokan gas baru. Perusahaan berperan sebagai pembeli sekaligus pemilik infrastruktur penyalur gas, sehingga selalu dilibatkan dalam pembahasan strategis.
“Pembahasan dengan pemerintah dan KKKS mencakup destinasi penyaluran, pembangunan infrastruktur, hingga distribusi ke berbagai industri,” jelas Fajriyah.
PGN berharap bisa mendapat pasokan dari proyek-proyek besar seperti Blok Andaman dan Masela. “Harapannya, PGN bisa menjadi bagian dari perusahaan gas yang mendapatkan hasil dari sumur-sumur baru itu,” tambahnya.
Dengan langkah diversifikasi suplai dan penguatan infrastruktur, PGN optimis mampu menjaga stabilitas pasokan gas di tengah tantangan industri energi nasional.[my]