Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan siang tadi berkunjung ke kediaman calon wakil presidennya, Muhaimin Iskandar.
Pertemuan itu berlangsung di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin (18/3/2024) siang.
Informasi itu didapatkan dari unggahan akun Instagram @aniesbaswedan.
“Ketemu @cakiminow siang ini. Langsung bikin rencana, mau war takjil di mana kita, Gus?” tulis keterangan unggahan tersebut.
Namun, sampai berita ini dituliskan, Kompas.com belum mendapatkan balasan dari juru bicara Tim Nasional (Timnas) Anies-Muhaimin (Amin) maupun elite Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) soal isi pertemuan tersebut.
Di sisi lain, dalam waktu yang hampir sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri PKB di Kabinet Indonesia Maju untuk bertemu di Istana Negara, Jakarta.
Keduanya adalah Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar.
Ingatkan konsistensi Cak Imin soal hak angket
Pakar Komunikasi Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad menilai Anies menemui Muhaimin untuk mengingatkan konsistensi PKB terkait wacana penggunaan hak angket DPR RI.
Pasalnya, Jokowi bertemu dua menteri PKB saat wacana hak angket tengah digulirkan.
Bahkan, Ketua DPP PKB Daniel Johan mengatakan bahwa saat ini lima anggota dewan dari Fraksi PKB sudah menandatangani persetujuan untuk memenuhi syarat agar hak angket dibahas dalam rapat paripurna DPR RI.
“Dugaan saya, (Anies) juga ingin mengingatkan konsistensi Cak Imin sebagai Ketua Umum PKB terhadap komitmen yang mereka bangun ketika berkoalisi dalam pilpres sebagai pasangan capres-cawapres,” ujar Nyarwi pada Kompas.com, Senin.
Menurut dia, Anies ingin PKB tetap berada di garis perubahan, yaitu semangat sebagai pihak yang menkritisi pemerintah.
Nyarwi mengatakan, Muhaimin pun bisa menggunakan hak angket sebagai pilihan politik untuk membangun kekuatan di parlemen.
“Apakah PKB mengambil momentum angket ini di parlemen dengan dukungan untuk tujuan jangka panjang? Visibilitas politik di parlemen, memperkuat bandul dari kelompok di luar kekuasaan,” katanya.
Namun, di sisi lain, dia menilai saat ini Muhaimin tengah menghadapi dilema.
Sebab, Nyarwi meyakini bahwa pertemuan Jokowi dengan dua menteri PKB pasti terkait dengan usulan hak angket.
Kegamangan sikap PKB, menurut Nyarwi, sangat mungkin muncul karena saat ini partai politik (parpol) itu masih ada di dalam pemerintahan Jokowi dan Ma’ruf Amin.
“Saya kira mekanisme yang dilakukan Jokowi itu masih masuk akal, dengan mengundang dua menteri PKB dan menyampaikan salam (untuk Cak Imin). Tapi tidak memanggil Cak Imin,” ujarnya.
“Karena, tidak mengintervensi partai tapi melalui orang-orang yang merepresentasikan partai yang ada di pemerintahan Jokowi,” kata Nyarwi melanjutkan.