Notification

×

Iklan

Iklan

Bocah 9 Tahun Temukan Batu Misterius di Pantai, Ternyata Kapak Neanderthal Berusia 60.000 Tahun!

Oktober 24, 2025 Last Updated 2025-10-24T02:47:25Z

Bocah 9 Tahun Temukan Batu Aneh di Pantai, Ternyata Kapak Neanderthal Berusia 60.000 Tahun


Siapa sangka, kegiatan bermain di pantai bisa berujung pada penemuan bersejarah luar biasa. Hal itu dialami oleh Ben Witten, bocah berusia 9 tahun asal West Sussex, Inggris. Saat bermain di Pantai Shoreham, Ben menemukan sebongkah batu mengilap yang tampak berbeda dari batu lain di sekitarnya. Ia tidak tahu bahwa temuannya itu ternyata menyimpan jejak peradaban manusia purba Neanderthal.


Beberapa tahun kemudian, Ben berkunjung ke Museum Worthing di selatan Inggris. Ketika melihat pameran Zaman Batu, ia merasa familiar dengan benda yang dipajang di sana. Kapak batu kecil di balik kaca tampak sangat mirip dengan batu yang ia simpan di rumah. Karena penasaran, Ben memutuskan membawa temuannya ke museum untuk diperiksa.


Hasil pemeriksaan para ahli benar-benar mengejutkan: batu itu adalah kapak tangan Neanderthal yang diperkirakan berusia antara 40.000 hingga 60.000 tahun.


Artefak Langka dari Zaman Paleolitik


Para arkeolog menjelaskan bahwa alat batu seperti ini biasa digunakan oleh manusia Neanderthal, kelompok manusia purba yang hidup di Eropa dan Asia sebelum punah sekitar 40.000 tahun lalu. Mereka membuat kapak tangan dengan mengikis batu api (flint) hingga membentuk sisi tajam seperti segitiga.


Alat tersebut digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memotong daging, menggali tanah, hingga menebang kayu. Temuan Ben disebut sangat langka, bahkan banyak arkeolog profesional mungkin tidak akan pernah menemukannya seumur hidup.


Awalnya Disangka Batu Biasa


Dalam wawancaranya dengan BBC News, Ben mengenang saat pertama kali menemukan batu itu.


“Saya sedang bermain dan melihat batu mengilap yang terlihat berbeda dari yang lain,” ujarnya.


Ben kemudian menyimpannya di kamar, meski sempat beberapa kali hilang dan ditemukan lagi. Beberapa tahun kemudian, ia dan ibunya mengirimkan foto batu itu kepada James Sainsbury, kurator arkeologi di Museum Worthing.


Awalnya, Sainsbury mengira batu itu hanyalah kerikil biasa. Namun setelah melihat foto lebih dekat, ia langsung tahu bahwa itu bukan sembarang batu. Ia bahkan menyebut temuan tersebut sebagai “penemuan ganda istimewa” — langka secara arkeologis dan luar biasa karena ditemukan oleh seorang anak kecil.


Jejak Neanderthal di Tepi Laut Modern


Kapak Neanderthal milik Ben memiliki bentuk bifasial — simetris di kedua sisinya — dan berukuran pas di telapak tangan. Menariknya, permukaannya nyaris tak menunjukkan tanda keausan, menandakan alat itu belum banyak digunakan sebelum akhirnya terdampar di pantai.


Para ahli belum bisa memastikan bagaimana artefak tersebut sampai ke pantai. Ada kemungkinan benda prasejarah itu tersingkap akibat erosi atau proyek pembangunan pelindung pantai, atau bahkan memang ditinggalkan langsung oleh Neanderthal ribuan tahun silam.


Sainsbury menambahkan, “Kita tidak tahu pasti seperti apa garis pantai Sussex pada masa itu, tapi kemungkinan besar laut berada jauh lebih jauh dari sekarang.”


Kini Dipajang di Museum Worthing


Kapak Neanderthal hasil temuan Ben kini dipamerkan di Museum Worthing hingga Februari mendatang. Setelah itu, benda bersejarah tersebut akan dikembalikan kepada Ben dan keluarganya sebagai penghargaan atas penemuan penting ini.


Kurator Sainsbury berharap kisah ini dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar.


“Kita tidak perlu menjadi arkeolog untuk menemukan peninggalan sejarah. Yang penting, setiap temuan dilaporkan agar dapat tercatat dan tidak hilang informasinya,” ujarnya.