Menteri Keuangan Purbaya Yudhi kembali mencuri perhatian publik setelah memberi pernyataan mengejutkan dalam program Economic Special Hari Keuangan bersama jurnalis senior Desi Anwar Dalam tayangan yang viral di TikTok @cnnindonesia pada Senin (3/11/2025), Purbaya membongkar fakta terkait aksi demonstrasi besar yang terjadi di berbagai daerah pada Agustus 2025 lalu.
Awalnya, Purbaya terlihat ragu untuk membuka informasi tersebut. Namun, ia akhirnya memutuskan untuk menyampaikan hal yang selama ini belum terungkap ke publik.
Prabowo Disebut Sudah Curiga
Menurut Purbaya, Presiden Prabowo saat itu merasa resah melihat besarnya gelombang protes masyarakat. Bahkan, ia menyebut demo tersebut sebagai “peringatan terakhir” bagi pemerintah.
“Pada waktu demo besar-besaran, beliau sangat resah. Itu bukan sekadar wake-up call, tapi hampir menjadi the last warning call,” ungkap Purbaya.
Purbaya menambahkan bahwa Presiden Prabowo langsung meminta penjelasan mendalam mengenai penyebab munculnya aksi besar tersebut. Setelah mendengar pemaparan sang menteri, Prabowo disebut semakin yakin dengan kecurigaan yang selama ini ia rasakan.
Sumber Demo Disebut Akibat Kebijakan Ekonomi
Dalam penjelasannya, Purbaya menyebut bahwa persoalan ekonomi menjadi pemicu utama gelombang protes tersebut.
“Ini, Pak. Asalnya dari ekonomi, karena kebijakannya ini,” ujarnya kepada Prabowo saat itu.
Purbaya menjelaskan bahwa Presiden Prabowo sebelumnya telah merasakan tekanan ekonomi, namun belum mengetahui akar masalahnya secara pasti hingga penjelasan tersebut disampaikan.
Menkeu Tegaskan Tugasnya: Jalankan Perintah Presiden
Lebih lanjut, Purbaya menegaskan bahwa seluruh kebijakan ekonomi yang diterapkannya merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo.
“Keputusan presiden bukan keputusan saya. Saya hanya menjalankan perintah dengan ilmu yang saya punya,” tegasnya.
Ia juga menyoroti kebijakan ekonomi di periode sebelumnya yang dinilai kurang tepat, termasuk lambatnya realisasi belanja pemerintah yang justru menghambat pertumbuhan ekonomi nasional.
“Belanja pemerintah triwulan pertama minus 1,37 persen, triwulan kedua minus 0,33 persen. Pemerintah bukannya mendorong pertumbuhan, malah menahan. Itu harus dibalik,” pungkasnya.
Pernyataan tegas Menkeu Purbaya ini langsung menjadi perbincangan publik, terutama terkait sorotannya tentang kebijakan ekonomi masa lalu dan komitmen pemerintah untuk melakukan perbaikan demi stabilitas nasional.

