Notification

×

Iklan

Iklan

IHSG Anjlok setelah Sri Mulyani Diganti oleh Presiden Prabowo

September 09, 2025 Last Updated 2025-09-09T01:38:47Z

 



Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan hebat pada Senin (8/9/2025) menyusul perombakan Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto.


Momen pelantikan pejabat baru pengganti Sri Mulyani sekitar pukul 16.01 WIB menjadi titik balik pergerakan pasar yang semula optimistis.


Berdasarkan data RTI Business, IHSG terkoreksi 1,28 persen ke level 7.766,84 menjelang penutupan perdagangan. Padahal, pada pembukaan perdagangan pagi hari, IHSG sempat menguat nyaris 1?n mendekati level psikologis 8.000.


"Pasar bereaksi terhadap ketidakpastian arah kebijakan fiskal ke depan. Sri Mulyani selama ini dianggap sebagai figur stabilitas ekonomi," ujar analis pasar modal, Rudi Hartono.


Volume perdagangan tercatat sebanyak 35,61 miliar dengan nilai transaksi Rp 19,28 triliun. Frekuensi perdagangan mencapai 2.191.561 kali, mencerminkan tingginya aktivitas investor di tengah gejolak politik.


Mayoritas emiten terpantau melemah. Sebanyak 451 saham turun, 232 saham menguat, dan 121 stagnan.


Sebelumnya, pada pukul 09.00 WIB, IHSG sempat menguat 0,72 % ke level 7.923,64. Penguatan tertinggi tercatat di level 7.931,12 dan terendah di 7.912,51.


"Kondisi pagi hari menunjukkan optimisme pasar, namun sentimen politik mengubah arah secara drastis," tambah Rudi.


Volume transaksi pagi tercatat 799,934 juta dengan nilai Rp 645,47 miliar dan frekuensi 60.142 kali.


Dengan absennya Sri Mulyani, pelaku pasar menanti arah kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh penggantinya. 


"Investor butuh kepastian. Tanpa itu, volatilitas akan terus menghantui pasar," tutup Rudi.


Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle kabinet


Diketahui, Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle kabinet pada Senin (8/9/2025) sore.


Dalam siaran pers yang disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, disebutkan bahwa terdapat lima kementerian yang mengalami pergantian pimpinan.


Selain itu, Presiden Prabowo juga membentuk Kementerian Haji dan Umrah sebagai langkah strategis untuk meningkatkan pelayanan ibadah bagi masyarakat Indonesia. "Setidaknya lima menteri diganti," ujar Prasetyo Hadi.


Adapun menteri yang diganti (direshuffle) antara lain: 


1. Menko Polkam Budi Gunawan


2. Menpora Dito Ariotedjo


3. Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding


4. Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi


5. Menteri Keuangan Sri Mulyani.


Dalam pelantikan yang berlangsung hari ini, Presiden Prabowo hanya melantik lima orang:


1. Gus Irfan sebagai Menteri Haji dan Umrah


2. Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai Wakil Menteri Haji dan Umrah


3. Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan, menggantikan Sri Mulyani


4. Mukhtarudin sebagai Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, menggantikan Abdul Kadir Karding


5. Ferry Juliantono sebagai Menteri Koperasi, menggantikan Budi Arie Setiadi


Namun, dua posisi penting yakni Menko Polkam dan Menpora masih belum terisi.


Spekulasi pun bermunculan bahwa jabatan Menko Polhukam akan dirangkap oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin.


Langkah reshuffle ini dinilai sebagai upaya Presiden Prabowo untuk memperkuat sinergi antar kementerian dan meningkatkan efektivitas pelayanan publik. Masyarakat pun menantikan gebrakan baru dari para menteri yang baru dilantik.


Sosok dan Biografi Purbaya Yudhi Sadewa


Purbaya Yudhi Sadewa adalah seorang ekonom dan insinyur asal Bogor, Jawa Barat, yang dikenal luas atas kontribusinya dalam bidang ekonomi dan pemerintahan Indonesia.


Ia lahir pada 7 Juli 1964 di Bogor dan menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan gelar Sarjana Teknik Elektro.


Kemudian, ia melanjutkan studi ke Purdue University, Indiana, Amerika Serikat, dan meraih gelar Master of Science (M.Sc.) serta gelar Doktor (Ph.D.) di bidang Ilmu Ekonomi.


Karier Profesional


Sebelum terjun ke dunia pemerintahan, Purbaya memulai kariernya sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA (1989–1994).


Ia kemudian menjabat sebagai Senior Economist di Danareksa Research Institute (2000–2005), Direktur Utama PT Danareksa Securities (2006–2008), Chief Economist Danareksa Research Institute (2005–2013), dan Anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero) (2013–2015).


Karier di Pemerintahan


Purbaya memulai kiprahnya di pemerintahan sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (2010–2014) dan Anggota Komite Ekonomi Nasional (2010–2014).


Ia kemudian menjabat sebagai Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di Kantor Staf Presiden (2015), Staf Khusus Bidang Ekonomi di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (2015–2016), serta Wakil Ketua Satgas Penanganan dan Penyelesaian Kasus (Debottlenecking) "Pokja IV" di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2016–sekarang).


Selanjutnya, ia menjabat sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (2016–2018), Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (2018–2020), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) (2020–2025).


Keterlibatan Organisasi


Di luar pemerintahan, Purbaya aktif dalam berbagai organisasi. Ia menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (2016–sekarang), Anggota Indonesia Economic Forum (2015–sekarang), dan pada Oktober 2016 ditunjuk sebagai Gubernur Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dari Indonesia menggantikan Widhyawan.