Notification

×

Iklan

Iklan

Penjarahan Alfamart dan Indomaret di Sibolga, Aprindo: Hanya Oknum, Fokus Utama Bantuan Bencana

Desember 03, 2025 Last Updated 2025-12-03T10:55:35Z



Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menanggapi insiden penjarahan yang terjadi di sejumlah gerai Alfamart dan Indomaret di Sibolga, Sumatra Utara.


Ketua Umum Aprindo, Solihin, menegaskan bahwa peristiwa ini dilakukan oleh oknum dan tidak mencerminkan niatan buruk dari pelaku industri.


“Kan itu hanya dilakukan oleh oknum, kan nggak ada niatan,” ujar Solihin saat ditemui seusai konferensi pers Epic Sale 2025 di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan, Selasa (2/12/2025).


Fokus Bantuan, Bukan Hitung Kerugian


Solihin enggan merinci jumlah anggota Aprindo yang terdampak penjarahan. Namun, ia menekankan bahwa fokus utama saat ini bukan menghitung kerugian materiil, melainkan memastikan bantuan cepat dan tepat sasaran bagi warga terdampak banjir di Sumatra.


Anggota Aprindo disebut telah berupaya memberikan bantuan, meski jangkauannya terbatas melalui aparat kepolisian setempat karena tidak semua lokasi terdampak bisa dijangkau langsung.


Kronologi Penjarahan


Sebelumnya, penjarahan terjadi di gerai Alfamart dan Indomaret, serta gudang Perum Bulog di Sibolga. Warga yang terisolasi sejak Senin (25/11/2025) dilaporkan beramai-ramai menerobos masuk ke gudang. Mereka merobohkan pagar, merusak gembok, dan mengambil beras serta minyak goreng yang tersimpan di dalam.


“Kami memahami masyarakat sedang berada dalam situasi darurat akibat bencana banjir yang menimbulkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan terputusnya akses pangan,” kata Kepala Bulog Kanwil Sumut, Budi Cahyanto, Minggu (30/11/2025).


Tanggapan YLBHI


Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menilai peristiwa penjarahan ini merupakan dampak dari sulitnya masyarakat memperoleh kebutuhan pokok.


Wakil Ketua Bidang Advokasi YLBHI, Edy K. Wahid, menekankan bahwa pemerintah sebaiknya mengesampingkan unsur pidana. Ia menilai reaksi warga bukan didasari niat jahat, melainkan sebagai respons darurat terhadap bencana.


YLBHI juga menekankan pentingnya evaluasi penanganan bencana agar kebutuhan pokok masyarakat terpenuhi, sehingga insiden serupa dapat diminimalisir di masa mendatang.